Akhlak adalah sifat yang tertanam di dalam diri seseorang manusia. Akhlak bisa mengeluarkan sesuatu dengan senang dan mudah tanpa adanya suatu pemikiran dan paksaan. Nabi bersabda: Aku di utus untuk menyempurnakan akhlak yang baik. Kata “menyempurnakan” menunjukan bahwa akhlak adalah tujuan puncak yang harus dicapai oleh seorang muslim. Tentunya agar menjadi manusia yang relative mendekati nilai-nilai ideal Islam.
Pentingnya akhlak juga disinggung dalam sebuah hadist riwayat Tirmidzi: Mukmin paling sempurna imannya adalah yang terbaik akhlaknya.
Bila melihat generasi penerus, kita merasa prihatin. Hasil survei menyebutkan sebagian remaja ternyata banyak yang kehilangan nilai moral, etika dan akhlak. Mereka makin lepas dari kendali agamanya dan semakin jauh ajaran agamanya. Salah dalam pergaulan dan kehilangan sopan santun terhadap orang tua dan guru pendidikan, hal ini adalah potret kehidupan remaja masa kini.
Bagaimana pemuda-pemudi ini akhlaknya menjadi lebih baik dan bisa menjadi generasi penerus bangsa? Mengingat upaya lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mendidik generasi penerus bangsa, maka hasilna adalah mewujudkan terbentuknya akhlakul karimah. Ilmu pengertahuan saja tidak akan cukup jika tidak didukung oleh akhlak yang baik.
Remaja adalah anak-anak muda penerus bangsa, anak muda yang menentukan baik buruknya masa depan bangsa dan negara. Yang namanya remaja di zaman sekarang, banyak sekalian kelakuan mereka yang jauh dari agama, jauh dari moral yang baik. Sebagian anak remaja di zaman sekarang lebih suka nongkrong di mall, nongkrong di café daripada mereka duduk di masjid, di tempat tak’lim, kebanyakan di tempat-tempat yang kurang baik.
Akhlak Mahmudah atau Akhlak Terpuji
Menurut Hasan rahimahullah bahwa budi pekerti yang baik adalah menunjukkan wajah yang berseri-seri, memberikan bantuan sebagai tanda kedermawanan dan menahan diri dari perbuatan yang menyakiti. Selanjutnya Hasan menambahkan budi pekerti yang baik ialah membuat kerelaan seluruh makhluk, baik dalam kesukaan (karena murah rezeki) atau dalam kedukaan (keadaan kekurangan). Jadi budi pekerti ini hakikatnya adalah suatu bentuk dari sesuatu jiwa yang benar-benar telah meresap dan dari situlah timbulnya berbagai perbuatan dengan cara spontan dan mudah, tanpa dibuat-buat dan tanpa membutuhkan pemikiran atau angan-angan.